Jumat, 08 November 2019

Contoh Soal TAP Mapel IPA dan Pembahasan III

Ibu Tuti sedang mengajarkan IPA kelas 3 SD Kartikasari. Topik yang dibahas adalah melayang, terapung, dan tenggelam. Di depan kelas sudah tersedia bak air besar dan berbagai jenis benda seperti bola, batu, gabus, telur, sikat sepatu dan benda-benda lain yang bentuk dan bahannya berbeda-beda. Bu Tuti mulai pembelajaran dengan menyampaikan bahwa pelajaran IPA hari ini adalah melayang, terapung dan tenggelam. Topik tersebut ditulis di papan tulis dan kemudian Bu Tuti menjelaskan apa yang disebut malayang, terapung, dan tenggelam.

Sambil menjelaskan Bu Tuti menuliskan pokok-pokok materi di papan tulis dan siswa di suruh mencatat. Ketika menjelaskan tentang jenis benda yang dapat melayang, mengapung, dan tenggelam, Bu Tuti mendemonstrasikan proses melayang, terapung, dan tenggelam dengan memasukan benda untuk setiap proses kedalam bak air. Kemudian Bu Tuti menyebutkan benda lain yang dapat melayang, mengapung, dan tenggelam untuk di catat oleh murid. Pada akhir pelajaran Bu Tuti memberikan tes objektif.

Setelah di periksa hasilnya sangat mengecewakan karena hanya 10 dari 30 murid yang mendapat nilai 6 atau lebih. (dalam skala 10).

1. Analisislah penyebab kegagalan pembelajaran yang dilakukan Bu Tuti dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kelemahan langkah-langkah pembelajaran dari awal sampai akhir.

Tulislah dua kelemahan utama yang terjadi dalam pembelajaran tersebut! Beri alasan mengapa kedua hal itu anda anggap sebagai kelemahan.

Hasil tes anak-anak sangat mengecewakan (hanya 10 dari 30 anak yang mendapat skor 6 keatas) Identifikasi dua hal dalam proses pembelajaran IPA tersebut yang menurut anda merupakan penyebab rendahnya hasil tes anak-anak. Beri alasan mengapa anda berpendapat seperti itu.


2. Jika anda akan mengajarkan topik tersebut di kelas yang sama, susunlah langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh mulai dari membuka pelajaran, melaksanakan kegiatan inti, sampai dengan menutup pelajaran. Untuk setiap langkah, deskripsikan secara jelas apa yang dilakukan guru dan murid. Beri alasan singkat untuk setiap langkah yang anda cantumkan, alasan tersebut dapat bersumber dari teori atau pengalaman anda sendiri sebagai guru.

Alternatif Jawaban:

1. Dua kelemahan utama Bu Tuti:

  • Kurang tepat memilih metode.

Dalam pembelajaran tersebut, metode yang dipilih Bu Tuti, demonstrasi (dilakukan oleh guru). Metode ini sebenarnya dapat dipilih sebagai metode alternatif dalam pembelajaran jika metode eksperimen tidak dapat dilakukan karena beberpa hal, yaitu:
  1. Alat dan bahan yang digunakan sulit didapat atau terbatas jumlahnya.
  2. Berbahaya (mengandung unsur resiko) jika dilakukan siswa.
Tetapi pada kasus Bu Tuti, alat dan bahan yang diperlukan cukup mudah didapat/disediakan dan tidak berbahaya jika dilakukan oleh siswa, karena alasan itu maka lebih tepat kalau menggunakan metode eksperimen dalam kelompok dimana siswa diorganisasikan dalam kelompok kecil yang berangggotakan 5-7 siswa.

  • Kurang tepat dalam menentukan pendekatan

Bu Tuti memilih pendekatan faktual yang lebih mengutamakan penyampaian fakta atau produk dari IPA. Menurut ahli pembelajaran, cara mengajarkan ilmu yang baik itu harus sesuai dengan hakikat ilmu tersebut. IPA merupakan suatu ilmu yang diperoleh melalui suatu langkah-langkah ilmiah dengan dilandasi sikap ilmiah pula. Jadi mengajarkan IPA yang baik harus melalui suatu proses seperti halnya para ahli IPA yang baik tersebut. Untuk pokok bahasan diatas, pembelajaran akan lebih bermakna kalau menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Dua hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

  • Kegiatan pembelajaran hanya diikuti oleh sebagian siswa.

Kegiatan demonstrasi yang dilakukan Bu Tuti di depan kelas. Dalam kondisi seperti itu tidak memungkinkan untuk seluruh siswa dapat mengikuti proses tersebut dengan seksama, terutama siswa-siswa yang duduk di tengah dan di belakang. Ditambah lagi dengan karakteristik bak air yang tidak mungkin diisi penuh sampai ke permukaan, karena hal ini akan menyebabkan tumpahnya sebagian air saat benda dimasukan. Untuk menghindari hal tersebut otomatis Bu Tuti akan mengurangi jumlah air. Ironisnya sekarang permukaan air jadi tidak tampak karena terhalang dinding bak. Hasilnya dapat dipastikan siswa yang duduk di tengah dan di belakang tidak akan melihat seluruh kegiatan dengan jelas.

  • Siswa tidak dilibatkan aktif dalam proses penemuan informasi.

Dalam kasus pembelajaran Bu Tuti, siswa diberi sejumlah informasi yang siswa sendiri tidak mengerti bagaimana prosesnya sehingga informasi tersebut diperoleh. Cara pembelajaran yang baik adalah prosedur pembelajaran yang menyebabkan siswa berperan aktif (fisik, mental dan emosional) dalam proses penemuan informasi tersebut. Dengan cara ini siswa akan mampu menyerap informasi secara maksimal.

Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alasan Singkat

1. Kegiatan Awal

2. Kegiatan inti

  • Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran
  • Mendistribusikan kelas kedalam kelompok kecil (5-7 siswa)
  • Membagikan LKS yang telah dibuat dan dipersiapkan sebelumnya.
  • Melakukan apersepsi, disampaikan bahwa hari ini akan mempelajari topik melayang, terapung dan tenggelam. 

Pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan langkah kerja tercantum dalam LKS. Selanjutnya tiap kelompok melaporkan hasilnya dalam pleno.
Memantau jalannya kegiatan dengan berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain.

  • Membantu guru dalam menyiapkan alat dan bahan
  • Membagi diri kedalam kelompok.
  • Membantu mendistribusikan LKS. Siswa menyimak
Siswa melakukan percobaan memasukan satu persatu benda yang disediakan, mencatat dan mengelompokkannya 

Kegiatan yang bagus kegiatan yang dirancang bersama antara guru dan siswanya. Anggota kelompok harus hanjil, idealnya 5 atau7. Jumlah ganjil akan mengurangi kemungkinan siswa untuk mengobrol berpasangan, setidaknya ada 1 anak yang tidak akan kebagian pasangan mengobrol.
Dengan LKS, Kegiatan akan lebih terarah, sistematis dan akurat.

Apersepsi dilakukan agar siswa siap menerima pelajaran

Dalam satu kegiatan guru harus mampu berperan sebagai fasilitator, motivator dan inspirator